Sabtu, 16 Januari 2010

Lebih 85 Persen Warnet Masih Menggunakan Software Bajakan

Sebanyak 85% warnet di Indonesia diprediksi BSA masih menggunakan software ilegal. Walaupun demikian kesadaran penggunaan software legal dinilai lebih tinggi dilakukan warnet ketimbang korporasi.

Donny Sheyoputra, kepala perwakilan Business Software Alliance (BSA), menyatakan software (piranti lunak) bajakan digunakan sebanyak 85% warung internet (warnet) di Indonesia. Namun, kejadian ini tidak mendorong razia software bajakan akan dilakukan BSA.

Razia software ilegal tidak dijalankan BSA lantaran dinilai tidak efektif. Sebab, software itu sulit dipastikan ilegal lantaran pelaku instalasi tidak diketahui secara tepat pemilik atau penguna warnet.

Apalagi kesadaran penggunaan software legal, papar Donny, lebih tinggi warnet ketimbang korporasi. Dengan begitu razia softawe ilegal akan dilakukan kepada perusahaan-perusahaan besar.

Sejumlah korporasi dinilai memperoleh keuntungan miliaran rupiah dari proyek-proyek seperti gedung dan jembatan. Namun, perusahaan-perusahaan itu enggan menggunakan software berlisensi.

Walaupun demikian Donny mendorong penggunaan software legal oleh warnet. Karena, sejumlah vendor telah menyediakan softawe asli dengan berbagai cara seperti sistem sewa software per tiga atau enam bulan.

Sementara itu Gopal Utiarrachman, direktur PT Generasi Indonesia Digital (GENiD), penyedia jaringan warnet, menyebutkan sekitar 20.000 warnet terdapat di Indonesia. Sebagian besar warnet itu menghadapi sejumlah persoalan seperti kebocoran sistem billing, koneksi internet yang lambat, dan kesulitan pembayaran kepada internet service provider/ISP (penyedia jasa internet).

Pada sisi lain koneksi internet dapat diberikan secara gratis kepada pengunjung. Langkah ini dapat dilakukan dengan sistem warnet beriklan.

Pengunjung dapat memperoleh akses internet di warnet dengan melihat pop-up iklan. Hal lain yang ditawarkan dengan pembayaran hanya dilakukan pengunjung pada konten-konten tertentu seperti game.

GENiD sedang menjajaki model bisnis sistem warnet beriklan dengan sejumlah perusahaan di Indonesia. Perusahaan-perusahaan itu adalah Coca Cola dan Djarum. (Warta Ekonomi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar